Wakili Menag, Dirjen Tutup Musabaqah Hifzhil Quran IV Tingkat ASEAN
By Admin
nusakini.com-Jakarta - Musabaqah Hifzhil Quran merupakan upaya memacu pengembangan hafalan Quran para santri di pondok-pondok pesantren. Namun, diharapkan MHQ tak berhenti pada hafalan semata, melainkan harus berdampak pada kehidupan religi masyarakat.
Demikian disampaikan Dirjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin saat mewakili Menteri Agama menutup Musabaqah Hifzhil Quran (MHQ) IV Tingkat ASEAN di Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta. “Kegiatan religius dan sarat dengan syiar Islam ini akan menjadi sia-sia dan percuma apabila tidak meninggalkan bekas dan pengaruh di tengah masyarakat,” tegas Dirjen Bimas Islam, Senin (12/11).
MHQ IV Tingkat ASEAN ini diikuti oleh santri pondok pesantren dari tujuh negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Myanmar, dan Kamboja). Berdasarkan data panitia penyelenggara, tercatat 1.960 santri mengikuti tujuh golongan musabaqah yang diperlombakan mulai 9 – 12 November 2018.
Dalam kesempatan tersebut, Dirjen berpesan kepada para santri sebagai calon generasi penerus bangsa, untuk tidak hanya pandai membaca kitab kuning dan hafal Alquran. Namun juga harus mandiri, berdikari, cerdas, dan menguasai teknologi.
"Karena itu, santri-santri milenial harus belajar tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, agar pada saatnya tiba, para santri tidak kedodoran dan gagal orientasi,” katanya.
Para santri, imbuh Dirjen, harus siap beradaptasi dan bersaing dengan komponen bangsa yang lain tanpa menanggalkan identitas santri. Sikap santun, toleran, bersahaja, jenaka dan tahan uji merupakan beberapa ciri yang menurut Dirjen harus melekat pada diri santri.
Selain itu, imbuh Dirjen, tentu saja para santri juga harus terus menghafal ayat demi ayat Kitab Suci Alquran. Kehadiran para santri sebagai penghafal Alquran ini, juga tidak boleh melupakan jerih payah para guru pesantren tahfidz yang tersebar di pelosok-pelosok tanah air.
"Tanpa kenal lelah, ustadz dan ustadzah rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan bahkan material demi tujuan mulia ini," ujar Dirjen.
Muhammadiyah Amin menyampaikan, dalam satu dekade terakhir santri-santri di tanah air telah banyak berkontribusi mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional. Prestasi telah diukir para santri dalam berbagai bidang. Mulai dari bidang olah raga, sains, matematika, robotik, debat bahasa, hingga Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), maupun Musabaqah Hifzhil Quran (MHQ).
“Prestasi-prestasi tersebut jadi bukti bahwa santri di Indonesia adalah generasi yang unggul, tangguh, dan ulet,” imbuh Mantan Rektor IAIN Gorontalo ini. (p/ab)